http://f.friendster-tweakers.com/rsc/fts/ftsrds/g.gif

Senin, 26 Oktober 2009

profil pendiri pond.pest Al-Ghozali

Profil KH.Achmad Alfatich Abdurrohim

Sekilas Pandang KH. Achmad Alfatich Nama lengkap beliau adalah Ahmad Alfatich AR. Dua huruf dibelakang selalu beliau cantumkan. Mungkin karena adanya rasa rindu pada ayah yang tidak beliau ingat dengan pasti bagaiman rupa wajahnya. KH. Achmad Alfatich lahir pada tanggal 27 Desember 1933, sebagai anak pertama. Beliau ditinggal wafat oleh ayahnya, Abdur Rahim pada usia yang masih belia. 10 tahun (1943). Beliau merupakan sosok pemuda yang sangat progresif dan berpikiran maju pada zamannya. Namun unuknya, beliau juga dikenal Low profile dan rendah hati. Tidak menyukai banyak bicara tentang hal - hal strategis apa pun yang sedang dilakukannya.Itulah tipikalnya:tenang tapi pasti. KH.Achmad Alfatich hidup dan besardi Yogyakarta pada zaman kemerdekaan.Teman temannya mengenal beliau mahir dalam 8 bahasa. Bahasa Inggris,Belanda Jerman Perancis, Portugis, Jepang, Arab,dan Indonesia . Beliau seorang pemuda yang independen dan berfikiran maju.Independensi dan kemandirian yang menjadi karakternya telah terbentuk dan terasah sejak kecil. Beliau sudah mengenal Pendidikan formal dan bangku kuliah di perguruan tinggi pada saat lingkungan dan pemuda sebayanya menabukan model pendidikan seperti itu. Hal demikian tidak mengherankan ketika mengetahui bahwa Achmad Alfatich adalah pemuda berasal dari 2 keluarga besar. Ya, Achmad Alfatich adalah putera 2 keluarga besar :NU dan Muhammadiyah. Abdur Rahim ayahnya, adalah adik dari KH.Abdul Wahab Chasbullah, pendiri dan penggerak NU.Sedangkan Siti Wardiyah ibunya, adalah keponakan KH. Achmad Dahlan, pendiri dan Muhammadiyah. Kisah persahabatan antara KH.Abdul Wahab Chasbullah dan KH. Achmad Dahlan di tanah suci Mekkah-lah yang menakdirkan adanya pernikahan Abdur Rahim dan Siti Wardiyah. Achmad Alfatich dengan demikian merupakan manifestasi persahabatan dua tokoh besar :Abdul Wahab Chasbullah dan Achmad Dahlan. Achmad Alfatich mengenyam jenjang pendidikan Bachelor of Arts di suatu perguruan tinggi di kota perjuangan dan pergerakan nasional :Yogyakarta. Hingga suatu ketika pada level tersebut, beliau mendapatkan kesempatan memilih kelanjutan study -nya ke texas USA atau Cairo Mesir .Pilihan kemananya diserahkan sepenuhnya. Sebuah kesempatan Emas ! Namun kondisi tidak ideal pada seluruh aktifitas madrasah di pesantren tanbakberas, yang menjadi jantung kegiatan pesantren tersebut , memanggil nurani beliau untuk kembali mengurus madrasah , dan ‘terpaksa’ mengabaikan kesempatan emas yang ada di depan mata .Madrasah dan pesantren mengalami management-loss.KH.Abdul Fattah Hasyim ,yang selama ini bertugas mengurus segenap kegiatan pesantren dan madrasah , memanggil pulang karena membutuhkan support dan endorse seorang Achmad Alfatich . Tidak adakah orang lain ? Ada, kakak sepupunya yang juga berfikiran maju dan progresif :Mohammad Najib Wahab. Karena jarak yang sangat jauh ,maka orang terdekatlah yang dipanggil KH.Abdul Fattah Hasyimuntuk membantunya . Di benua lain , Mohammad Najib Wahab pun tidak main main dalam pergulatannya di Al –Azhar Univercity Cairo . Beliau berhasil menyabet gelar L.M.L.(Licence of Muhammadan Law ) dengan yudisium cum –laude, dan sekaligus meneguhkannya sebagai orang Asia Tenggara pertama yang menyabet gelar tersebut . Atas prestasinya, Mohammad Najib Wahab secara khusus mendapat penghargaan dari presiden Mesir saat itu :Gamal Abdul Nasser.Di Tanah Air , kesempatan yang pernah diterima Achmad Alfatich untuk mengikuti jejak kakaknya pun perlahan tersapu banyaknya tugas berat :menjamin kesejahteraan para guru dan pengajar yang mengabdikan hidup di madrasah dan pesantern tanbakberas. KH. Achmad Alfatich dipanggil oleh-Nya pada tanggal 22 Muharram 1996 (1416). Setelah beberapa hari berada di Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Jombang.Meninggalkan seorang istri yang sangat setia dan dikenal tegas dalam memegang prinsip :Muchtarotul Mardhiyyah . Berbahagialah di sisinya,Abah…biar anak-anak dan cucu-cucu yang akan melanjutkan cita-citamu…Amien…

Readmore »

Selasa, 13 Oktober 2009

Sejarah berdirinya Al-Ghozali

Sejarah Ribath Al-Ghozali Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang Jawa Timur


Ribath Al-Ghozali adalah bagian dari pondok pesantren Bahrul ‘Ulum, berdiri secara resmi pada tahun 1985 oleh KH.Achmad Al-Fatich AR. Nama Al-Ghozali di ambil dari nama seorang ‘ulama besar yaitu Imam Al-Ghozali.Latar belakang berdirinya tidak lepas dari kondisi saat itu, dimana pondok pesantren Bahrul ‘Ulum ( Pondok Induk ) , mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga asrama induk tidak mampu lagi menampung para santri.Sehingga di antara para pengasuh membuat kamar-kamar di kediaman masing-masing.Tujuannya adalah untuk menampung para santri yang tidak tertampung di asrama induk.Pada mulannya ribath Al-Ghozali terdiri dari 4 kamar dan 1 mushola, 2 kamar untuk putra-putra beliau, dan 2 kamar untuk di tempati para santri yang saat itu berjumlah 16 orang.

Sejalan dengan perkembangan pondok pesantren Bahrul ‘Ulum, ribath Al-Ghozali juga mengalami perkembangan yang pesat.Pada tahun 1990 beliau dapat membebaskan tanah di sebrang jalan di depan rumah beliau, dan kebetulan di atas tanah tersebut sudah berdiri sebuah rumah sehingga bisa langsung di tempati para santri.Tidak berselang lama kemudian didirikanlah gedung berlantai 2 yang terdiri dari 14 kamar.Beserta kamar mandinya, karena jumlah santri meningkat begitu signifikan.

Pada tahun 1995, ribath Al-Ghozali secara resmi menerima santri putri, setelah 2 tahun sebelumnnya mulai banyak wali santri yang menitipkan putrinya.Pengelolaan pesantren putri banyak dibantu oleh menantu beliau, ya’ni Hj.Immadul Ummah, istri dari putra pertama beliau yang bernama Drs.KH.M.fajrunnajjah Al-Fatich yang menikah pada tahun 1993, pada perkembangan selanjutnya di Bantu oleh putri-putri beliau dan menantuu yang lain di antaranya, ibu Anik Rohimatul Jannah Al-Hafidzoh dan ibu Nida’ussa’adah.Adapun lokasi asrama putri menempati asrama putra samping rumah beliau setelah memindah terlebih dahulu santri putra ke asrama putra sebelah timur, sehingga asrama putra yang asalnya 2 tempat menjadi satu.

Pada tahun 1996 KH.Achmad Al-Fatich wafat dengan meninggalkan 1 orang istri, 6 putra putri, 1 orang menantu dan 2 cucu.Adapun putra putri beliau adalah:

1.Drs.KH.M.Fajrunnajjah Al-Fatich
2.M.Chimayatullah, SE.
3.Drh.H.M.Chusnurrofiq
4.Nida’ussa’adah, S.Ag
5.H.Abdurrohim Jauharuddin, S.Hum
6.Agustin Sobahatul Fitriyah, SP

Adapun menantu-menantu beliau adalah:

1.Hj.Immadul ‘Ummah, S.Ag
2.Hj.Aisyah Sahal
3.Anik Rohimatul Jannah
4.Muhyiddin zainul Arifin, SE, SH, MM.
5.hj.Evi Fitria, S.Hum.
6.Dr.Abdul Haris Al-Macca

Sepeniggal beliau kepengurusan ribath Al-Ghozali diteruskan oleh putra dan putri dan menantu beliau secara kolektif dibawah pengawasan ibu Nyai Hj.Muchtaroh.Sekalipun pada saat itu sebagian diantaranya belum bisa turun langsung karena masih harus menyelesaikan studinya di Perguuan Tinggi.Untuk mengekfetifkan pembelajaran dan pengajaran di ribath Al-Ghozali, maka pada tahun itu juga mulai di optimalkan fungsi Madrasah Diniyyah.Materi yang di berikan secara klasikal, yaitu dikelompokkan berdasarkan di kelas masing-masing madrasah formal.Untuk santri tingkat SLTP berjenjang 5 tahun sedang untuk tingkat SLTA berjenjang 3 tahun .Disamping program diniyyah Al-Ghozali juga menerima santri program Tahfidzul Qur’an ( menghafal Al-Qur’an ).

Baru pada akhir tahun 1999 sampai sekarang semua putra-putri dan menantu beliau menangani secara penuh dan langsung terhadap Ribath Al-Ghozali.


Readmore »